Mengenai Saya

Foto saya
Mahasiswa Pertanian Unpad ,Meskipun Jurusan ini bukan Jurusan Utama saya sejak awal tapi saya punya ekspetasi menggebrak mutu Pertanian di Indonesia khususnya berbau PANGAN PERTANIAN.

Kamis, 01 Maret 2012

MODUL REKTAN III - Part I

KONSEP MODUL PROSES PEMBELAJARAN PADA SEMESTER IV
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AJARAN 2012


Mata kuliah                           :  Rekayasa Tanaman III
Materi Pembelajaran           :  Prosedur Pemuliaan Mutasi
Pola Pembelajaran              :  SCL
Metode Pembelajaran         :  Studi kasus, small group discussion.
Program Studi                      :  Agroteknologi
Jumlah Mahasiswa             :  per kelas @ 40 – 44 orang
SKS                                        :  3 (2-1) SKS

A.  PENDAHULUAN

Mutasi merupakan salah satu pendekatan pemuliaan yang berguna untuk meningkatkan keragaman genetik. Pengaruh mutagen fisik atau kimia pada generasi pertama (M1 atau M1V1) dapat menyebabkan: (1) kerusakan fisiologis (Physiological damage); (2) mutasi gen (gene mutation); (3) mutasi kromosom (chromosomal mutation). Kerusakan fisiologi terjadi pada generasi pertama saja, sedangkan mutasi gen dan kromosom diwariskan dari generasi pertama ke generasi berikutnya. Penggunaan mutagen  yang diharapkan adalah kerusakan fisiologis yang rendah dan mutasi gen atau kromosom yang kuat. Pengaruh tersebut di atas sangat tergantung dari penggunaan dosis mutagen.
Kerusakan fisiologis pada generasi pertama dapat diukur secara kuantitatif, yaitu: (1) Tinggi bibit setelah benih dikecambahkan di laboratorium;(2) panjang akar; (3) survival; (4) jumlah tandan bunga per tanaman; (5) jumlah bunga per tandan; (6) jumlah buah/biji per tanaman. Kerusakan fisiologis pada daun dapat diamati juga bentuk dan warna daun yang mengalami defisiensi klorofil.
Program pemuliaan mutasi meliputi pemilihan mutagen (fisik atau kimia), metode aplikasi (akut atau kronik), dosis yang optimum, tahaf perkembangan fisiologi materi tanaman (dorman atau pertumbuhan), bagian tanaman atau jaringan yang diperlukan (mata tunas, setek, jaringan, nuselus, zigot atau embrio) dan teknik penanganan materi yang diradiasi dan seleksi pada generasi selanjutnya.
Pada umumnya bagian tanaman yang dapat diinduksi mutasi adalah biji atau tepung sari,  sedangkan tanaman yang diperbanyak secara vegetatif seperti tuber, bulb, corm, dorman cutting, graft, bud stolon dan rhizom.  Penggunaan mutagen fisik (iradiasi) dan kimia dapat digunakan pada semua bahan tanaman tersebut.  Pada umumnya penggunaan iradiasi lebih efektif dalam menghasilkan mutasi dibandingkan mutagen kimia. Mutagen fisik penetrasinya lebih kuat dibandingkan mutagen kimia.

Prosedur Pemuliaan Tanaman yang diperbanyak dengan biji

Prosedur pemuliaan mutasi untuk tanaman yang diperbanyak dengan biji, yaitu: (1) menetapkan karakter yang akan dikembangkan seperti: peningkatan hasil, induksi
marker morfologi (warna, bentuk dan ukuran), induksi mandul jantan atau pemulihan kesuburan yang berguna dalam pembuatan hibrida dan adaptasi genotype terhadap lingkungan dan lain-lain;
(2) Seleksi tetua yang ingin dikembangkan, tetua yang akan dikembangkan sebaiknya memiliki banyak keunggulan, namun satu atau dua karakter yang memiliki kelemahan, sehingga seleksi terhadap karakter yang akan diperbaiki relative lebih mudan;
(3) Sumber benih harus homogen berasal dari kultivar yang akan dikembangkan dan tidak boleh bercampur dengan kultivar lain, perlakuan mutagen pada benih sebaiknya menggunakan lebih dari satu dosis dan kontrol sebagai pembandingnya untuk melihat pengaruh mutagen.
(4) Penanganan benih setelah mendapatkan perlakuan mutagen, sejumlah benih ditanam untuk melihat persentase survival/daya kecambah, tinggi tanaman atau panjang akar pada tanaman generasi M1 dengan menguji di laboratorium/lapangan.
      Pada tahap ini dapat dievaluasi LD50 dengan menggunakan grafik untuk melihat optimasi dosis mutagen.
(5) Penangan tanaman generasi M1, benih M1 harus ditanam di greenhouse atau lapangan. Isolasi tanaman generasi M1 sangat penting untuk menghindari penyerbukan dari genotip lain. Penyerbukan sendiri sangat penting untuk menghasilkan benih generasi M2, pada generasi ini sering terjadi tingkat viabilitas polen rendah (steril).
(6) Metode seleksi akibat perlakuan mutagen sama halnya dengan hibridisasi. Tanaman generasi M1 atau F1 genetiknya sama, yaitu lokusnya heterosigous. Namun perbedaanya di antara tanaman generasi M1 secara secara genetik berbeda, sedangkan semua tanaman generasi F1 genetiknya sama jika berasal dari persilangan galur murni/inbred. Metode seleksi dapat dilakukan dengan metode silsilah (pedigree), bulk, single gene descent  dan pengujian generasi awal (early generating testing).

Metode Pedigree
Musim  1: Tanaman generasi M1 ditumbuhkan dan dipanen secara individu tanaman
Musim  2: Benih progeny generasi M2 ditumbuhkan dari masing-masing tanaman  
                 generasi M1. Selanjutnya  diseleksi  berdasarkan karakter yang diinginkan.
Musim 3: Benih progeni generasi M3 dari tanaman M2 (M2:3) yang terseleksi ditanam dalam barisan yang memiliki fenotipik mutan yang diharapkan dan seragam dalam karakter lain, selanjutnya dipanen dan dibulk.
Musim 4: Penampilan galur M2:4 uniform dievalusi dengan menggunakan tata ruang dan relpikasi terhadap karakter yang diharapkan.
Musim 5:  Galur mutan yang diuji dan terpilih dapat direlease sebagai kultivar baru atau digunakan sebagai tetua.

Metode Bulk
Musim 1: Tanaman M1 ditumbuhkan dan benih M2 di panen dan dibulk sebagai populasi bulk.
Musim 2: Benih M2 dari musim 1 ditanam, individu tanaman M2 dapat dipanen untuk pengujian pada musim 3 atau semua tanaman dipanen dan dibulk.
Musim 3:  progeny M3 dari individu tanaman M2 ditanam dan diseleksi di dalam dan di antara populasi tanaman M3.
Musim 4: Setelah ditemukan galur yang diharapkan, maka digunakan sebagai kultivar atau tetua.


Prosedur pemuliaan mutasi yang diperbanyak secara vegetatif
Keberhasilan suatu program pemuliaan tanaman membiak vegetatif atau tahunan tergantung kepada kemampuan mengenali genotipe yang diinginkan dan akan dikembangkan.  Perlakuan dorman bud secara in vitro  sebelum ditumbuhkan atau perlakuan meristem in vitro  dengan mengurangi jumlah sel dapat meningkatkan frekuensi mutasi atau mutasi sektor.  Situasi kimera sektoral atau meriklinal terjadi pada tunas lateral sepanjang perkembangan tunas dari bakal tunas yang diberi perlakuan (pertumbuhan M1V1).  Distribusi mutasi somatik lebih sering diperoleh dari basal daun tunas lateral dari tunas muda. Pada pohon buah-buahan dengan dominansi apikal observasi dapat dicapai melalui sistem pruning atau cutting back tunas utama, dengan demikian kekuatan bakal tunas daerah basal akan pecah.  Pada sweet cherry frekuensi mutasi induksi yang lebih tinggi ditemukan pada bakal tunas yang di grafting (kelima atau keenam) pada dasar utama tunas (M1V1) (Donini et al., 1990). 
Iradiasi pada embrio satu sel zigot akan menghasilkan mutan utuh (solid) pada tanaman apel apomiktik. Mutan solid berasal dari jaringan nuselar yang diiradiasi sebelum pembentukan embrio seperti pada jeruk.  Pada mutasi utuh (solid) terjadi pada satu tingkat sel, sedangkan jaringan meristem apikal biasanya terdiri atas sejumlah sel seperti epidermis (L1), sub-epidermis (L2) dan sel-sel lainnya (L3) yang masing-masing mempunyai  sejumlah sel meristematis.  Apabila terjadi mutasi pada sel yang membelah di jaringan meristem apikal, maka biasanya akan diperoleh keturunan sel-sel yang bermutasi dan sel-sel yang tidak bermutasi yang menghasilkan mutasi kimera.  Dimensi mutasi yang terjadi pada jaringan ini tergantung kepada posisi sel yang bermutasi, jumlah total sel apikal yang sedang membelah, dan kekuatan sel yang mengalami mutasi.  Kimera adalah jaringan tanaman yang mengandung sel-sel yang bermutasi dan sel-sel normal sehingga memiliki konstitusi genetik yang berbeda.  Pada kebanyakan kasus, pembentukan kimera menghasilkan kimera meriklinal atau kimera sektoral.

B.  KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN

(1)   Mahasiswa dapat memahami prosedur pemuliaan mutasi tanaman.
(2)  Mahasiswa dapat menjelaskan dan menerapkan prosedur pemuliaan  mutasi beserta contohnya.

D. BAHAN PUSTAKA WAJIB

Chaudhary HK. 1971. Elementary Principles of Plant Breeding, Oxford & IBH Publishing Co. New York.

Fehr, W.R. 1987. Principles of Cultivar Development. Macmillan Publishing Company. New York.

Micke A, Donini B. 1993. Induced mutation .In: Plant Breeding Principles and Prospects (Eds. M.D. Hayward, N.O. Bosemark and I. Romagosa ). Chapmant and Hall. London.

Donini B, Mannino P,  Ancora G. 1990. Mutation breeding programmes for the genetic improvement of vegetatively propagated plant in Italy. In: Plant Mutation Breeding for Crop Improvement. Proceeding. of an International Symposium  organized by IAEA – FAO Vienna, 18 – 22 Juny 1990.

Poehlman JM, Sleper DA. 1995.  Breeding Field Crops. Iowa State University Press. Ames.


E.    KEGIATAN MAHASISWA PER KELOMPOK

-  Setiap kelompok membahas tentang studi kasus pemuliaan mutasi 

-  Setiap kelompok membuat simulasi terjadinya dan pemuliaan mutasi 
   pada tanaman







           





Sabtu, 05 November 2011

chek ur self

Menurut pakarnya, manusia sukses tidak cuma dari IQ saja. Peran EQ (Emotional Intelligence) pada kesuksesan bahkan melebihi porsi IQ. Seorang pakar EQ bernama Patricia Patton memberikan tips bagaimana kita menemukan dan memupuk harga diri, yang disebutnya alfabet keberhasilan pribadi.

A : ACCEPT

Terimalah diri anda sebagaimana adanya.

B : BELIEVE

Percayalah terhadap kemampuan anda untuk meraih apa yang anda inginkan dalam hidup

C : CARE

Pedulilah pada kemampuan anda meraih apa yang anda inginkan dalam hidup

D : DIRECT

Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri

E : EARN

Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik

F : FACE

Hadapi masalah dengan benar dan yakin

G : GO

Berangkatlah dari kebenaran

H : HOMEWORK

Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi

I : IGNORE

Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan anda mencapai tujuan

J : JEALOUSLY

Rasa iri dapat membuat anda tidak menghargai kelebihan anda sendiri

K : KEEP

Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal

L : LEARN

Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya

M : MIND

Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain

N : NEVER

Jangan terlibat skandal seks, obat terlarang, dan alkohol

O : OBSERVE

Amatilah segala hal di sekeliling anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain

P : PATIENCE

Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat anda terus berusaha

Q : QUESTION

Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu

R : RESPECT

Hargai diri sendiri dan juga orang lain

S : SELF CONFIDENCE, SELF ESTEEM, SELF RESPECT

Percaya diri, harga diri, citra diri, penghormatan diri membebaskan kita dari saat-saat tegang

T : TAKE

Bertanggung jawab pada setiap tindakan anda

U : UNDERSTAND

Pahami bahwa hidup itu naik turun, namun tak ada yang dapat

mengalahkan anda

V : VALUE

Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik

W : WORK

Bekerja dengan giat, jangan lupa berdo'a

X : X'TRA

Usaha lebih keras membawa keberhasilan

Y : YOU

Anda dapat membuat suatu yang berbeda

Z : ZERO

Jumat, 04 November 2011

Passing Grade PTN 2011,July

Passing Grade 


Berikut adalah Pasiing Grade ITB :
1. Fak. Teknik Elektro & Informatika (FTEI) : 62.50 %
2. Fakultas Teknologi Industri (FTI) : 61.17 %
3. FAK. Farmasi (FF) : 53.83 %
4. Fak. Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) :53.00 %
5. Fak. Teknologi Pertambangan dan Perminyakan (FTPP) : 52.98%
6. Fak. Teknik Sipil & Lingkungan (FTSL) : 52.50 %
7. Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) : 52.35 %
8. Fak. Matematika & IPA (FMIPA) : 51.50%
9. Fak. Ilmu & Teknologi Kebumian (FITB) : 50.50 %
10. Fak. Ilmu & Teknologi Hayati (FITH) : 48.50% %






Universitas Padjadjaran


Berikut adalah Passing Grade Unpad Jurusan IPA:
1. Pend. Dokter : 54.00 %
2. Psikologi : 53.12%
3. Pendidikan Dokter Gigi : 50.00 %
4. Statistika : 49.12 %
5. Matematika : 49.08 %
6. Farmasi : 48.00%
7.Teknik Geologi : 45.89 %
8. Teknologi Pangan : 44.00%
9. Agroteknologi : 43.72 %
10. Kimia : 43.00%
11. Ilmu Keperawatan : 42.12 %
12. Biologi : 42.00%
13. Perikanan : 41.76 %
14. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) : 41.53 %
15. Fisika : 41.00%
16. Teknik Pertanian :30.65%
17. Ilmu Kelautan : 29.87%
18. Ilmu Peternakan : 26.24%






















1. Pendidikan Dokter : 61.83 %
2. Ilmu Komputer : 53.17 %
3. Teknik Industri : 52.33 %
4. Teknik Elektro : 51.50 %
5. Farmasi : 48.67 %
6. Teknik Komputer : 45.83 %
7. Teknik Sipil : 44.83 %
8. Teknik Mesin : 44.00 %
9. Teknik Kimia / TGP : 42.00 %
10. Pendidikan Dokter Gigi : 42.00 %
11. Arsitektur : 42.00 %
12. Teknik Metalaurgi : 41.50 %
13. Sistem Informasi : 39.50 %
14. Teknik Lingkungan : 39.17 %
15. Ilmu Keperawatan : 39.00 %
16. Matematika : 36.50 %
17. Kesehatan Masyarakat : 36.00 %
18. Kimia : 33.33 %









Institut Pertanian Bogor

Berikut adalah Passing Grade IPB :
1. Statistika : 37.00 %
2. Matematika : 36.67 %
3. Kimia : 35.17 %
4. Ilmu Komputer : 34.67 %
5. Teknologi Pangan : 34.00 %
6. Teknik Pertanian : 31.50 %
7. Biologi : 31.33 %
8. Teknik Sipil & Lingkungan : 31.33 %
9. Gizi Masyarakat : 30.83 %
10. Biokimia : 30.00 %
11. Manajemen Hutan : 29.83 %
12. Fisika : 29.50 %
13. Kedokteran Hewan : 29.33 %
14. Teknologi Industri Pertanian : 29.00 %
15. Konservasi Sumberdaya Hutan & Ekowisata : 28.83 %
16. Manajemen : 28.83 %
17. Teknologi Hasil Perairan : 28.00 %
18. Arsitektur Lansekap : 26.67 %
19. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan : 26.17 %
20. Ilmu Ekonomi : 26.17 %

21. Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat : 25.83 %
22. Ilmu dan Teknologi Kelautan : 25.50 %
23. Ilmu Keluarga dan Konsumen : 24.17 %
24. Silvikultur : 24.83 %
25. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) : 24.67 %
26. Agronomi dan Holtikultura : 24.67 %
27. Meteoroli Terapan : 24.67 %
28. Proteksi Tanaman : 24.67 %
29. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : 24.00 %
30. Nutrisi dan Teknologi Pakan : 23.50 %
31. Manajemen Sumberdaya Perairan : 23.00 %
32. Manajemen Sumberdaya Lahan : 22.67 %
33. Budidaya Perairan : 22.33 %
34. Teknologi Hasil Hutan : 21.83 %
35. Teknologi Produksi Ternak : 20.00 %
19. Teknik Perkapalan : 33.33 %
20. Arsitektur Interior : 30.83 %
21. Teknologi Bioproses : 30.00 %
22. Biologi : 29.33 %
23. Ilmu Gizi : 29.33 %
24. Fisika : 28.33 %
25. Geografi : 25.00 %









Universitas Diponegoro

Berikut adalah Passing Grade Undip Jurusan IPA
1. Pendidikan Dokter : 52.50 %
2. Teknik Kimia : 41.83 %
3. Teknik Elektro : 38.50 %
4. Teknik Industri : 38.50 %
5. Psikologi : 34.83 %
6. Ilmu Keperawatan : 34.67 %
7. Statistika : 34.33 %
8. Ilmu Komputer : 34.17 %
9. Arsitektur : 32.83 %
10. Ilmu Gizi : 32.50 %
11. Teknik Lingkungan : 31.83 %
12. Matematika : 31.17 %
13. Teknik Mesin : 30.83 %
14. Kesehatan Masyarakat : 30.33 %
15. Kimia : 29.83 %
16. Teknik Perancangan Wilayah & Kota : 29.17 %
17. Teknik Sipil : 29.00 %
18. Teknik Geodesi : 26.33 %
19. Teknik Perkapalan : 25.83 %
20. Teknik Geologi : 25.67 %
21. Biologi : 25.33 %
22. Oseanografi : 25.00 %
23. Ilmu Kelautan : 24.83 %
24. Fisika : 24.00 %
25. Teknologi Hasil Ternak : 22.83 %
26. Teknologi Hasil Perikanan : 22.67 %
27. Nutrisi dan Makanan Ternak : 22.50 %
28. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : 22.00 %
29. Manajemen Sumberdaya Perairan : 21.67 %
30. Budidaya Perairan : 21.67 %
31. Sosial Ekonomi Peternakan : 20.50 %
32. Produksi Ternak : 20.33 %







Institut Sepuluh November

Berikut adalah passing grade ITS
1. Teknik Informatika : 48.00 %
2. Teknik Industri : 43.83 %
3. Teknik Kimia : 40.33 %
4. Sistem Informasi : 39.33 %
5. Statistika : 39.00 %
6. Teknik Elektro : 38.83 %
7. Teknik Geomatika : 35.00 %
8. Matematika : 33.83 %
9. Teknik Sipil : 33.33 %
10. Perencanaan Wilayah dan Kota : 32.00 %
11. Arsitektur : 30.83 %
12. Teknik Mesin : 30.17 %
13. Kimia : 30.00 %
14. Teknik Lingkungan : 28.17 %
15. Teknik Material : 28.00 %
16. Teknik Fisika : 27.50 %
17. Teknik Perkapalan : 27.00 %
18. Teknik Kelautan : 26.50 %
19. Biologi : 24.33 %
20. Teknik Sistem Perkapalan : 24.00 %
21. Fisika : 23.50 %



Universitas Brawijaya

Berikut adalah passing grade Unibraw jurusan ipa
1. Pendidikan Dokter : 52.67 %
2. Ilmu Komputer : 38.67 %
3. Pend. Dokter Gigi : 37.17 %
4. Teknik Elektro : 36.00 %
5. Teknik Perangkat Lunak (Teknik Informatika) : 36.00 %
6. Teknik Industri : 35.83 %
7. Ilmu Keperawatan : 35.67 %
8. Statistika : 35.50 %
9. Teknik Sipil : 33.83 %
10. Gizi Kesehatan/Ilmu Gizi : 32.83 %
11. Kimia : 31.33 %
12. Perencanaan Wilayah dan Kota : 30.83 %
13. Teknologi Hasil Pertanian : 30.17 %
14. Arsitektur : 29.67 %
15. Teknik Pertanian : 29.33 %
16. Matematika : 28.50 %
17. Teknik Mesin : 27.50 %
18. Teknologi Industri Pertanian : 26.33 %
19. Teknik Pengairan : 26.17 %
20. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) : 26.17 %
21. Biologi : 25.83 %
22. Peternakan : 24.83 %
23. Kedokteran Hewan : 24.83 %
24. Ilmu Kelautan : 24.50 %
25. Fisika : 24.17 %
26. Teknologi Hasil Perikanan : 23.17 %
27. Manejemen Sumberdaya Perairan : 22.17 %
28. Agroekoteknologi : 22.00 %
29. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan : 21.50 %
30. Budidaya Perairan : 21.17 %
31. Sosial Ekonomi Perikanan : 20.00 %







Universitas Sumatera Utara

Berikut adalah Passing grade USU jurusan IPA
1. Pendidikan Dokter :45.17
2. Teknik Perangkat Lunak :35.00
3. Farmasi :33.17
4. Teknik Kimia :32.50
5. Pend. Dokter Gigi :32.00
6. Teknik Industri :31.00
7. Ilmu Komputer :30.50
8. Teknik Elektro :29.00
9. Psikologi :27.17
10. Ilmu Keperawatan :26.17
11. Matematika :25.83
12. Teknik Sipil :24.83
13. Agribisnis :24.67
14. Kimia :24.33
15. Kesehatan Masyarakat :24.33
16. Arsitektur :24.00
17. Manajemen Hutan :24.00
18. Teknologi Hasil Pertanian :23.67
19. Teknik Pertanian :23.50
20. Teknik Mesin :23.50
21. Teknologi Hasil Hutan :23.50
22. Pemuliaan Tanaman :23.00
23. Agronomi :22.83
24. Fisika :22.67
25. Biologi :22.67
26. Produksi Ternak :22.00
27. Ilmu Hama & Penyakit Tumbuhan :21.83
28. Penyuluhan & Komunikasi Pertanian :21.67
29. Ilmu Tanah :21.67
30. Budidaya Hutan :21.33













Passing Grade UGM :
1. Pendidikan Dokter = 55.00 %
2. Teknik Elektro = 45.50 %
3. Ilmu Komputer = 45.33 %
4. Teknik Industri = 44.67 %
5. Elektronika dan Instrumentasi = 44.50 %

6. Teknik Kimia = 44.00 %
7. Pend. Dokter Gigi = 42.50 %
8. Fisika Teknik = 42.17 %
9. Farmasi = 41.50 %
10. Teknik Nuklir = 41.50 %
11. Teknologi Pangan & Hasil Pertanian = 38.83 %
12. Statistika = 37.00 %
13. Matematika = 36.67 %
14. Kimia = 36.33 %
15. Ilmu Keperawatan = 36.17 %
16. Arsitektur = 35.83 %
17. Teknik Mesin = 35.67 %
18. Mikrobiologi Pertanian = 35.17 %
19. Teknik Sipil & Lingkungan = 35.17 %
20. Ilmu dan Industri Peternakan = 34.50 %
21. Gizi Kesehatan = 33.17 %
22. Teknik Geologi = 33.00 %
23. Teknologi Industri Pertanian = 32.83 %
24. Agribisnis (Sosial Ekonomi Pertanian) = 32.33 %
25. Perencanaan Wilayah dan Kota = 32.17 %
26. Geofisika = 30.50 %
27. Biologi = 29.67 %
28. Fisika = 29.50 %
29. Teknik Geodesi = 28.83 %
30. Kartografi & Penginderaan Jauh = 28.33 %
31. Pembangunan Wilayah = 28.00 %
32. Geografi dan Ilmu Lingkungan = 27.50 %
33. Agronomi = 27.17 %
34. Budidaya Hutan = 26.50 %
35. Pemuliaan Tanaman = 26.50 %
36. Konservasi Sumberdaya Hutan = 25.33 %
37. Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian = 25.33 %
38. Kedokteran Hewan = 25.17 %
39. Teknologi Hasil Perikanan = 25.00 %
40. Ilmu Tanah = 34.83 %
41. Teknologi Hasil Hutan = 34.50 %
42. Manejemen Sumberdaya Perikanan = 34.33 %
43. Budidaya Perikanan = 23.50 %
44. Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan = 22.33 %








Rabu, 02 November 2011

Pemuliaan Tanaman Kacang Hijau

MAKALAH PEMULIAAN TANAMAN KACANG HIJAU
Diajukan sebagai salah satu syarat  untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Teknologi Rekayasa Tanaman II

KELOMPOK 6 :
Ananda Yopantry Panjaitan   150510100176
                                          Marsela Vianita Sabathini       150510100147
                                          Balqis Abdullah                       150510100167
Miando Ericson Marbun         150510100178
Rakean Hafidz Suardaya        150510100174
      Marifa Ibrahim                        150510100179


Agroteknologi-D
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
Bandung
2011

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah mengenai pemuliaan tanaman kacang hijau. Tujuan pembuatan makalah ini memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman II dan lebih memahami serta mengenal pemuliaan tanaman kacang hijau. Untuk mencapai tujuan itu kami uraikan materi-materi yang disertai dengan penjelasan yang lebih mendalam.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini. Juga berterimakasih kepada dosen dan juga pembimbing  kami dalam penyelesaian makalah ini.  Serta seluruh pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan kami. Namun makalah yang kami sajikan masih jauh dari sempurna karena masih dalam proses tahap pembelajaran. Dan apabila ada kesalahan kata dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, kami menerima kritik dan saran sebagai bahan pertimbangan dan pembelajaran kami selanjutnya.

Tim Penyusun




DAFTAR ISI

Kata Pengantar…….……………………………..……..………………………..........1
            Daftar Isi. …………………………………………..……..………………………...... 2
            Pendahuluan ……………………………………….…..………………………...........3
            Pembahasan.………………………………………….…...…………………………...4
            Daftar Pustaka...……………………………………..………………………………..14















BAB I
Pendahuluan

I.1 Latar Belakang
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.
Kacang hijau termasuk kacang-kacangan yang mengandung protein. Kacang jenis ini memiliki berbagai macam varietas yang terbagi menjadi hibrida dan non hibrida. Perkiraan prefensi petani…











BAB II
                                                                         Isi
                                                                          
A.    Kacang Hijau
Phaseolus radiatus
Gambar 1. Kacang Hijau
Klasifikasi
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Rosidae
Ordo                : Fabales
Famili              : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus              : Phaseolus
Spesies            : Phaseolus radiatus L.




B.     Upaya menciptakan variasi dan menyeleksi karakteristik yang diinginkan
Kacang hijau merupakan tanaman yang mampu dikembangkan menggunakan penyerbukan sendiri (self pollination). Penyerbukan sendiri memiliki berbagai macam metode, salah satunya adalah metode seleksi massa. Seleksi massa dan seleksi galur murni dapat diterapkan terhadap tanaman dengan semua moda reproduksi.
Seleksi massa adalah salah satu metode seleksi yang tertua untuk memilih bahan tanam yang lebih baik pada generasi berikut. Dalam program pemuliaan, seleksi ini juga merupakan yang paling sederhana dan banyak pemulia hanya mengandalkan nalurinya dalam menjalankan metode ini, meskipun dasar ilmiah untuk pelaksanaannya sudah tersedia.
Seleksi massa yaitu pemilihan dan penanaman kembali dengan tidak memperhatikan asal usulnya (tidak dipisah). Hasil dari seleksi massa yaitu populasi yang homozigot tetapi tidak seragam.
Seleksi massa dapat berupa :
a.       Seleksi massa positif
Seleksi dilakukan pada tanaman yang menampilkan fenotipe yang baik dari suatu populasi tanaman dan membiarkan tanaman yang tidak diseleksi untuk tetap tumbuh di lapangan Memilih sejumlah tanaman terbaik dan bijinya dicampur untuk dijadikan benih.
b.      Seleksi massa negative
Menyingkirkan tanaman yang tidak dikehendaki, biji tanaman-tanaman sisa dicampur untuk benih.
c.Seleksi Massa Metode Hallet’s (1869)
Tanaman yang akan diseleksi ditanam pada lingkungan yang baik dan diberi pemupukan,irigasi,proteksi dan sebagainya yang optimum.
d.Seleksi Massa Metode Rimpau’s (1867)
Berlawanan dengan Metode Hallet’s yaitu tanaman ditanam pada lingkungan yang tercekam seperti pemupukan,pengairan ,Budidaya yang minim.


Kelebihan dan kekurangan seleksi massa
Kelebihan : sederhana dan mudah karena seleksi massa hanya diddasarkan penotipe tanpa uji keturunan.
Kekurangan :
-          Oleh karena fenotipe dipengaruhi lingungan, maka tanaman yang mempunyai fenotipe baik dan terpilih belum tentu mempunyai genotype baik,
-          Tanaman homozigot dan heterozigot mempunyai fenotipe sama untuk sifat yang dikendalikan oleh gen dominan

Varetas yang dihasilkan :
*        Tidak seseragam varietas hasil seleksi galur murni.
*        Mempunyai ketahanan terhadap perubahan lingkungan / lingkungan ekstrim             perubahan genotipe.

TUJUAN SELEKSI MASSA :
Memperbaiki populasi secara umum dengan memilih dan mencampur genotipe – genotipe superior.
Kelemahan :
1.       Tanaman yang dipilih mungkin tidak homosigot dan akan segregrasi pada generasi berikutnya.
2.       Hanya berguna untuk sifat – sifat dengan hertabilitas tinggi. Umumnya tidak efisien apabila “ ALELE “ yang akan dihilangkan frekuensinya rendah.
3.       Lebih efektif untuk sifat – sifat yang terlihat sebelum pembuangan dari sifat – sifat yang terlihat setelah pembuangan.
4.Mengembangkan kultivar baru dengan mengembangkan rata-rata penampilan populasinya
Contoh tanaman kedelai, gandum, tembakau telah berhasil dengan menggunakan seleksi massa.

Kebaikan Seleksi Massa :
1.       Sederhana, mudah pelaksanaannya dan cepat untuk memperbaiki mutu tanaman, oleh karena :
*        Tanpa ada pengujian untuk generasi berikutnya.
*        Tanpa ada pengawasan persilangan untuk produksi keturunan selanjutnya.
*        Lebih bersifat ART dari pada SCIENC

2.       Merupakan cara untuk memperbaiki mutu varietas lokal dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan petani dan merupakan langkah pertama dalam memperbaiki mutu tanaman.


  “ SELEKSI MASSA SERING DIGUNAKAN UNTUK MEMURNIKAN SUATU   VARIETAS CAMPURAN. ”



SELEKSI MASSA dapat dibedakan menjadi 2 :
1.       Seleksi Massa Positip
2.       Seleksi Massa Negatip

1.       Seleksi Massa Positip
Dilakukan dengan jalan memilih tanaman yang baik fenotipenya dari suatu populasi tanaman yang ada. Biji tanaman terpilih untuk ditanam pada generasi / tahun berikutnya. Tanaman yang tidak terpilih biasanya dipanen untuk konsumsi.

2.       Seleksi Massa Negatip
Dilakukan dengan menghilangkan semua tanaman yang tipenya menyimpang dari tujuan seleksi.
Misal : - tanaman sakit
              - tanaman rebah
Apabila Seleksi Massa digunakan sebagai metode seleksi untuk tanaman penyerbuk sendiri maka mempunyai kelemahan antara lain :
1.       Tidak meungkin dapat mengetahui apakah tanaman yang dikelompokkan homosigot / heterosigot untuk suatu karakter dominan tertentu, jadi seleksi fenotipe harus dilanjutkan untuk generasi berikut.
2.       Lingkungan luar mempengaruhi penampilan tanaman sehingga sulit untuk mengetahui apakah tanaman yang superior menurut fenotipenya disebabkan faktor genetik atau lingkungan.


PERBEDAAN ANTARA SELEKSI  MASSA dan SELEKSI LINI MURNI.

SELEKSI MASSA
SELEKSI LINI MURNI
1.       Sudah sangat tua atau dapat dikatakan setua orang mulai bercocok tanam.
2.       Selalu dipraktekan oleh petani walaupun tak disadarinya.
3.       Biasa dilakukan pada tanaman C. P. C (allogam).
4.       Jumlah tanaman yang terpilih banyak.
5.       Tanaman yang terpilih mempunyai adaptasi yang luas.


6.       Seleksi Massa mudah dilakukan dan amat sederhana.
7.       Tidak perlu tenaga, biaya dan waktu      yang banyak.
8.       Hasil yang diperoleh heterodigot / tidak uniform.
9.       Tidak dilakukan pengujian keturunan          .

                                                                             
10.   Tidak perlu adanya control persilangan.
11.   Pemilihan hasil panen   tercampur
Belum begitu tua.

*        Tak pernah dilakukan oleh petani pada tanaman mereka.
*        Dilakukan pada tanaman S. P. C (autogam )
*        Jumlah tanaman yang terpilih sediki.
*        Tanaman yang terpilih mempunyai adaptasi tidak begitu luas dan hanya dapat beradaptasi pada kondisi / tanaman tertentu saja.
*        Sulit dilakukan karena perlu ketrampilan khusus.
*        Butuh tenaga, biaya dan waktu yang banyak.
*        Hasil yang diperoleh homosigot (uniform)
*        Perludilakukan pengujian keturunan dan masing – masing perbedaan kenampakan secara individu diuji          kemurnian.

Persarian selalu diawasi
Terpisah




C.     Pengujian

      Dilakukan 3 kali penanaman (I dan II untuk menghasilkan benih populasi yang diperlukan untuk pengujian, sedangkan penanaman III adalah penanaman pengujian). Penanaman pengujian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 ulangan.

D.    Proses adopsi dan penyebaran kultivar

Tujuan Pengujian Adaptasi Varietas Tanaman, adalah :
1.      Mengetahui kemampuan sifat atau karakteristik suatu varietas/ galur/hibrida/klon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.    Memperoleh data yang akurat mengenai keunggulan yang dimiliki varietas/galur/hibrida/klon yang bersangkutan dibandingkan dengan varietas yang sudah ada atau varietas baru atau varietas yang sudah dilepas, sebelum varietas tersebut dilepas sebagai varietas unggul.

Inventarisasi penyebaran varietas diperlukan untuk mengetahui proporsi/komposisi penyebaran jenis dan varietas tanaman yang ada pada suatu daerah di seluruh provinsi di Indonesia, baik yang sudah dilepas maupun yang belum dilepas, varietas lokal maupun introduksi (benih impor). Dari hasil inventarisasi penyebaran varietas tersebut dapat dilihat varietas yang paling dominan disuatu daerah dan memiliki potensi untuk dikembangkan di daerah lain yang sesuai kondisi agroklimatnya.
Tujuan Inventarisasi Penyebaran Varietas, adalah :
1.      Mengetahui jenis-jenis/varietas hortikultura (terutama yang sudah dilepas) dan luas penyebarannya di tiap propinsi diseluruh Indonesia.
2.      Mempelajari kemungkinan pengembangan suatu jenis tanaman/varietas hortikultura ke daerah lain yang sesuai kondisi agroklimatnya.
3.      Mengetahui penyebaran jenis/varietas yang benihnya berasal dari benih impor (varietas introduksi yang digemari petani)
4.      Mengetahui jenis/varietas hortikultura langka yang terdapat disuatu daerah, yang mempunyai prospek untuk dikembangkan
















BAB IV
Kesimpulan

Seleksi massa biasanya digunakan untuk memurnikan kultivar campuran atau populasi tanaman dengan seleksi dan memperbanyak tanaman yang fenotipenya sama dan biasanya seleksi massa bertujuan untuk mengembangkan kultivar baru dengan mengembangkan rata-rata penampilan populasinya
Kultivar yang diperoleh dan seleksi massa merupakan campuran genotipe yang sama dan diduga kuat homosigot .pemuliaan tanaman yang digunakan adalah metode seleksi massa dan seleksi
ear to row.
Hasil seleksi massa banyak memberikan keuntungan seperti,memiliki daya adaptasi luas karena lebih dapat menyesuaikan diri terhadaplingkungan yang beragam, memberikan kestabilan yang cukup stabil padakondisi lingkungan yang beragam, lebih tahan terhadap kerusakan secaramenyeluruh terhadap serangan suatu penyakit, namun memiliki kelemahankarena tidak diketahui secara pasti tetuanya. Sedangkan seleksi ear to rowmemiliki keuntungan untuk dapat menduga susunan genotipenya karenadiketahui tetuanya, dan memilki kelemahan dalam hal adaptasi terhadaplingkungan karena sangat dipengaruhi oleh penurunan sifat tetuanya terhadaplingkungan sehingga dalam pertanamannya perlu diperhatikan kondisi fisiklingkungannya untuk mendapatkan suatu populasi yang seragam.
.
·         .Kemajuan seleksi bernilai positif untuk seleksi massa tongkol untuk kacang hijau dibandingkan dengan kultivar lain yang menggunakan ear to row
·         Metode seleksi yang paling baik digunakan untuk kacang hijau  adalah
seleksi massa, sedangkan untuk tongkol ,tebu dll adalah seleksi ear to row




BAB V
Daftar Pustaka

Anonim. Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Sendiri 2. http://www.scribd.com/doc/21970389/Pemuliaan-Tan-Menyerbuk-Sendiri-2. Diakses tanggal 1 November 2011.
Anonim. Pemuliaan Tanaman. http://id.wikipedia.org/wiki/Pemuliaan_tanaman. Diakses tanggal 1 November 2011.
Anonim. Seleksi Massa. http://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_massa. Diakses tanggal 1 November 2011.
Anonim. Pemuliaan Tanaman. http://fp.uns.ac.id/~hamasains/bab6pemuliaan.htm. Diakses tanggal 1 November 2011.